Minah…..oh….Minah……

    Cerita ini saya kisahkan kembali melalui tulisan. Agar dapat tercerna dengan baik dan dikaji bagi yang berkepentingan, untuk mencari jalan keluar bersama-sama, sehingga tidak ada lagi korban seperti Minah (nama disamarkan) dan kita tidak lagi saling menyalahkan…..

     Sebutlah seorang Minah, gadis 18 tahun, yang di sekolahkan orang tuanya di akademi kesehatan di sebuah kota yang jauh dari tempat tinggal orangtuanya. Minah, gadis cantik, putih, dan berbadan kecil, dilahirkan dari seorang pensiunan karyawan pabrik karet yang tidak ternama, sedangkan ibunya seorang penjual gorengan, pinggir jalan, yang pembelinya tak lebih dari 10 orang sehari, dan usaha itulah yang membantu uang pensiunan ayah agar cukup untuk membiayai sekolah Minah, dan Minah pun menjadi mahasiswa yang nilainya tak terlalu buruk, bahkan masuk 10 besar.

    Tahun kedua Minah menjadi mahasiswa, layaknya remaja yang lain, Minah pun jatuh cinta, Minah tidak saja jatuh cinta, namun Minah juga di jatuhi banyak cinta, tapi Minah hanya jatuh cinta pada satu orang. Pria yang beruntung itu bernama somad (bukan nama sebenarnya). Somad gagah, terlihat baik, (biasalah pria jatuh cinta, memang biasanya berubah menjadi baik banget…….) dan pengangguran…..namun Minah yang lugu terpesona pada laki laki yang menurutnya baik ini, karena menurut Minah, dia mau melakukan apa saja buat Minah, (standard laki laki, buat ndapetin cewek,  biasanya dia rela melakukan apapun….) dan Minah pun benar benar jatuh cinta…..

Minah….oh….. Minah……

    Minah sedang jatuh cinta. Setiap hari Minah selalu mencuri waktu keluar dari asrama buat ketemu Somad. Somad pun menunjukan kejantanannya, Somad rela menunggu berjam jam agar dapat bertemu Minah, dan bila Minah harus membuat Somad menunggu dua jam, Somad tak pernah cemberut apalagi marah, Somad yang baik….Minah tak bisa lagi lepas dari Somad, apalagi Somad mengenalkanya pada ibunya, Minah tersanjung. Ibu Somad seorang janda, yang juga mencari nafkah buat anak anaknya. Minah tidak pernah tahu apa pekerjaan ibu Somad. Ho…ho…ho…itu tak penting, yang penting Somad jangan pergi darinya. Rupanya ibu Somad menyukai Minah, Minah pun seneeeeng banget, dan Minah makin seneng, ketika setiap kali Minah datang, ibu Somad selalu punya alasan untuk meninggalkan rumah. Somad dan Minah makin membiru, ntah cinta, ntah nafsu….hingga Minah tak lagi datang hanya sore hari, Minahpun boleh menginap…..Minah…oh….Minah…..

    Minah lupa, tangan ibunya yang selalu terkena percikan minyak, ayahnya yang tak sanggup lagi beli susu penguat tulang, dari uang pensiunan karena takut tak cukup buat uang sekolahnya, tapi Minah tak ingat itu, Minah sedang asyik, minum candu asmara, Minah hanya tahu Somad dan Somad, dan indahnya saat berdua dengan Somad, dirumah Somad, diranjang Somad yang tua, yang setiap kali berderik, setiap kali mereka berdua diatasnya…Teman sekamar Minah juga sudah menasehati, agar Minah jangan sampai menginap dirumah Somad, karena takut Minah hamil. Dan layaknya orang mabuk, Minah hanya mendengar, tapi tak tahu apa yang di dengar, apa maksudnya, dan apa gunanya buat dia. Dan Minah memang benar benar mabuk…….

Minah….oh Minah…..

    Semester Akhir kuliah sudah di masukin, semua mahasiswa harus memasukan judul karya tulis masing masing, dan di antara teman sekelompok, judul karya tulis Minah yang paling awal di setujui, yaaah, Minah memang cerdas. Minah sibuk membuka buku untuk memulai menulis karya tulisnya, sampai dia tiba tiba ingat sesuatu. Tuhan, aku belum datang haid sudah 2 bulan……Minah terkejut, namun kemudian dia tenang kembali, dan mulai menulis lagi. Minah pikir, besok dia akan menguji urinnya, dia tahu caranya, apa yang harus dia takutkan. Sepertinya ga mungkin akan hamil, karena hanya beberapa kali saja (kali ini Minah salah……).

    Minah menguji urinnya, untuk memastikan dia hamil atau tidak, Minah terkejut, dia hamil. Minah ke rumah Somad dan menceritakan kehamilannya. Somad hanya diam, ibu Somad pura-pura tak mendengar, tiba tiba ibu Somad pulang kampung, ada urusan keluarga katanya. Somad, tak nampak mengambil keputusan apapun, Somad tak nampak bingung, apalagi sedih, namun juga tak bahagia. Minah sendiri sekarang, sekolah hanya tinggal beberapa bulan lagi. Minah, tak lagi butuh Somad untuk mengambil keputusan, dia akan menggugurkannya sendiri. Aku harus selesai sekolah, bayi ini akan aku gugurkan, harus ada yang di korbankan, tapi itu bukan ayah dan ibu, juga bukan sekolah ku……………….

   Mulailah Minah melakukan usaha pengguguran kndungannya. Teman satu kamar nya hanya diam dan menyaksikannya. Minah keras hati, dia tidak mengeluh sakit atau minta bantuan temannya. Dia menyuntikan sendiri obat ke tubuhnya, dia minum segala pil yang di rekomendasikan padanya. Teman kos, yang sibuk mengetik tidak menggurangi aktivitasnya juga tak membantu, dia sibuk dan dia yakin Minah bisa. Hari demi hari dia berharap kandungannya akan gugur, karena usaha yang di lakukannya kemarin, namun hari terus berjalan cepat, dan usia kehamilan juga bertambah,kehamilannya memasuki usia 4 bulan. Minah tak putus asa, dia menanyakan di mana dukun yang sanggup membantunya menggugurkan kandungannya. Dia mendapatkannya. Dia mengajak teman sekamarnya untuk menemaninya ke dukun tersebut, karena kasihan melihat Minah temannnya pun mau menemani Minah. Pergilah mereka ke rumah dukun tersebut, tempatnya sangat jauh, namun Minah terus meyakinkan temannya, kali ini saja dia minta bantuan, besok tak kan lagi. Temannya hanya tersenyum, ntah senyum sedih, kasihan atau sadar kok aku mau ya nemaninya…..Di dalam ruang kerja mbah dukun, sang teman tidak mau masuk, gak tega dan gak berani, masuklah Minah sendiri, Minah tak tampak takut sedikitpun. Sang teman menunggu di luar, dia mendengar jeritan Minah yang sangat kesakitan, jerit yang menyayat kalbu, hampir saja teman itu menangis sendiri, demi mendengar jeritan itu….. Tak lama, Minah keluar dengan pucat dan menahan sakit, sakit sekali…..Minah menceritakan, bahwa dukun tersebut memasukan tangannya ke kemaluannya dan ntah apa yang di lakukan hingga darah pun keluar. Minah sakit namun lega, karena mbah dukun bilang telah berhasil mengeluarkan janinnya, rasa sakit itu, ambangnya mulai berkurang, dan Minah tidak tampak lemah, saat kembali ke kos an yang cukup jauh…..

    Rasa sakit tidak hilang dengan mudah, setiap malam Minah kesakitan, Minah tak tahu asal sakit itu, dari perutkah, vagina kah, atau dari badannya. Teman sekamar hanya membantu memijit tubuhnya yang kesakitan. Rasa sakit membuatnya lupa akan hari,dan kehamilan pun bertambah usianya, 5 bulan. Minah berpikir mungkin sudah gugur, hanya saja belum lahir. Minah menunggunya, hingga kehamilannya makin besar. Minah lalu takut sekolah tahu, teman teman tahu, dia pasti akan malu. Mungkin malu bukan lagi masalah, apalah malu, namun, andaikan dia harus dikeluarkan dari sekolah, itu yang ia tidak sanggup, tak sanggup menatap wajah ayah dan ibu, betapa hancurnya mereka…..hanya Tuhan yang tahu…..Minah membeli baju panjang, dan menggunakan jilbab atau kerudung untuk menutup kehamilannya dari siapapun, kecuali teman sekamarnya….

    Minah memang cerdas, dia tak mau menunggu lama, mungkin saya harus ke dokter spesialis kandungan, untuk melihat kandungan saya, dan untuk memastikan kehamilannya telah gugur, pada saat mbah dukun melakukan kerjanya dan membuatnya sangat sakit waktu itu. Teman sekamarnya, kali ini dengan iklas menemaninya, hatinya sama hancurnya dengan Minah, dia bisa merasakan apa yang di rasakan Minah, dia tahu sakitnya, dia dengar Minah menjerit, dia dengar Minah mengerang, menangis menahan sakit. Tidak, dia tak mau meninggalkan Minah sendiri. Dia menemani Minah ke dokter, seperti biasa, Minah masuk seorang diri, dia hanya menunggu di luar. Hanya 20 menit Minah di dalam, dan dia melihat Minah keluar dari pintu, dan tiba-tiba…….gubraaaaaak…..Minah jatuh pingsan di hadapan temannya, diruang tunggu, teman  melompat kaget dan panik….Minaaaaah, jeritnya dalam hati. Dia berlari mencari sebotol air mineral, berlari ke tepi jalan memanggil taxi, dan meminta tolong keluarga pasien lain untuk membopong Minah ke  taxi. Di taxi Minah menangis…..dia siuman beberapa saat yang lalu, Minah menggengam tangan temannya, temannya merasakan tangan itu dingin sekali, es, lebih dingin dari es. Sang teman tak sanggup menggenggam tangan itu, dingin, menakutkan, mengiris hatinya namun ia tak kuasa juga melepaskannya, Minah membutuhkannya, mereka berdua menangis. Ternyata kehamilannya masih berlangsung dan berusia 8 bulan.

Minah…oh…Minah……

    Kali ini, Minah berusaha lagi, ke rumah seorang bidan. Dia mendengar, bidan tersebut memang ahli menggugurkan. Biayanya cukup mahal, namun pasti berhasil. Dia mencari Somad. Somad biasa saja, dan dengan polos Somad bilang, dia tak punya uang. Minah tahu Somad tak bohong, Somad memang tak punya uang. Minah menjual segala yang bisa di tukar dengan uang, Hp,buku, bahkan semua perhiasannya. Mereka berdua menuju rumah bidan yang di maksud, seperti biasa sang teman hanya menunggu di luar, dan kali ini jeritan Minah, tidak saja mengiris kalbu, namun menggetarkan bumi….temannya merasa tak hanya dia yang takut, semua pohon, padi yang ada di sekitar itu, tak sanggup mendengarnya, teman berlari menjauh, dia tak sanggup mendengarnya, dia menutup telinganya, teriakan itu begitu mengiris…pelan, tajam…..namun melukai sangat dalam. Di perjalanan Minah bercerita, bahwa tadi sang bidan memasukan benda keras ke dalam vaginanya, namun sebelumnya Minah di haruskan meminum 30 pil sekaligus, sekali telan. Minah melakukannya. Temannya melihat, Minah tetap tegar, tak ada sisa jeritan sakit tadi di wajah Minah. Teman tak tahu, Minah jujur atau hanya tak ingin dia ikut merasakan kesakitan itu….

    Tepat pukul dua dini hari, dari kamar mandi, temannya mendengar Minah menjerit, temaaaaan, tolong jeritnya…melompat sang teman dari tempat tidurnya, dan Ya Allah, dia melihat sesosok bayi di lantai kamar mandi. Minah mengangkatnya, dan sang teman membantu Minah ke tempat tidur. bayi itu, laki laki yang sempurna, tidak ada kecacatan sedikitpun. dan bayi itu telah tiada. Teman itu tak sanggup mengahadapi sendiri, dia memanggil seorang teman lagi, mereka harus membawanya ke bidan, karena plasenta belum lahir. mereka berdua melekatkan bayi itu di tubuh Minah, dan melilitkannya dengan selendang, lalu menutup tubuh Minah dengan baju besar. mereka harus mencari bidan yang jauh dari asrama, karena takut akan ketahuan yang lain. Taxi, malam dingin itu tak ada, didingin malam itu, terasa menusuk ke tulang, di dalam becak dayung yang di kayuh lambat, menuju bidan yang jaraknya 4 km.  Teman itu memandang wajah Minah, Minah hanya diam tak bersuara, tak berkata, mengaduhpun tidak…. Minah…oh…Minah……

    Somad, mengisi bayi itu di dalam kardus, dan membawanya ke rumahnya untuk di kebumikan. Minah, ada di kamar kos. Kakak Minah, datang, karena di kabarkan Minah sakit. Setelah mendengar cerita yang sebenarnya, kakak Minah senang. artinya Minah bisa sekolah lagi. Yang sudah ya sudahlah…. Cerita menjadi lain, Minah panas tinggi dan harus di bawa ke rumah sakit. Minah akhirnya di bawa pulang setelah 7 hari di rawat dengan infeksi.

    Di rumah Minah, pada saat teman sekamarnya datang mengunjunginya, Minah bertanya, “kamu siapa…..??”  ” Aku teman sekamar mu, yang menemani mu selalu kemana saja“……jawab temannya dengan air mata yang mengalir di pipinya….he…he..he… Minah tertawa sendiri……”ada ada saja …..aku gak kenal kamu”……Minah menjerit….sang teman hanya menangis…..Ya Tuhan…..Minaaaaaaaah….kembali dalam hati dia menjerit

    Minah telah terganggu jiwanya, kakinya lemah, dia lumpuh, kakinya tak bisa berjalan lagi. Minah hanya terbaring. Tak tahu apa yang terjadi pada Minah, mengapa bisa terjadi. Minah, tak dapat apapun, tak dapat Somad, tak dapat gelar, tak dapat bayinya, tak dapat membahagiakan ayah ibunya……Minah kehilangan banyak, kehilangan segalanya……

Minah oh Minah……….

Ya Allah…..ampuni dosa Minah…..karena dia telah membayar dosanya dengan rasa sakit yang luar biasa….

Semoga tak ada Minah yang lain…..

Siapa yang bertanggung jawab akan hal ini…..?

Apa yang bisa kita lakukan………?

Apa yang sebaiknya kita lakukan bila menemui kasus seperti ini lagi……? Karena hal ini bisa terjadi pada siapa saja, dan sungguh peristiwa Minah cukup hanya Minah, tak ada yang lain……

Naudzubillahi min dzalik

 

“wajah putih pucat pasi tergores luka dihati….

  matamu membuka kisah kasih asmara yang telah ternoda…..

  hapuskan semua hayalan……lenyapkan suatu harapan……

  kemana lagi harus mencari…..”

                  (Mimpi, by Anggun C Sasmi)

 

 

 

 

 

Iklan

19 thoughts on “Minah…..oh….Minah……

  1. tulisan lusi dalam dan menyentuh bgt. casenya ekstrim tp emang mungkin bgt terjadi. klu kasusnya udah telat seperti itu, klu menurutku solusinya dia tetap harus menjaga kandungannya, apapun resikonya! menyesal? pasti. emang sih, sesal tu selalu aja telat datangnya.. 🙂 tapi itu resiko yg harus ditanggungnya.
    harusnya hal ini diantisipasi dari jauh hari. bekal iman harus dikuatkan di dalam diri masing-masing. so, selagi belum terjadi di sekitar kita, sebaiknya kita mengingatkan org2 yang kita cintai (anak, adik, ponakan, temen, dsb) utk tidak terbuai cinta. boleh jatuh cinta tp logika tetap digunakan dan jangan lupa, God is watching us… from a distance…

    • For Armen…..Ya ini sebuah contoh nyata….Semoga kita bisa menjaga orang orang yang kita cintai…
      Yup….God is watching us from a distance……

  2. Minah Oh.. Minah,

    Maaf Bu.. saya harus manggil apa yach Lusi atau apa yach..
    Soalnya ibu pasti jauh Umur nya dari saya..hehehehhe.
    (Soalnya bijak banget seh Bu lusi, peduli ama org)

    Ada 3 Pertanyaan,
    1. Siapa yg bertanggung Jawab akan hal ini?
    Jawab ;
    Kita semua bertanggung jawab. tentunya yg punya ilmu lebih dari si Minah. Makin tinggi ilmunya semakin besar tanggung jawabnya.
    Kalo cuma sedikit lebih tinggi di atas si minah seh, yach sedikit juga tanggung jawabnya.

    2. Apa yang bisa kita lakukan………?
    Jawab;
    Apa aja bisa kita lakukan untuk menolong si Minah, yach itu seh kalo kita mw. Sedikit berpikir tidak berat untuk org yg sudah cukup ilmu.
    Masalahnya bu Lusi hanya sedikit yang mw peduli, Apalgi jaman sekarang. sedikit seh yg care kecuali ada Honor.

    3. Apa yang sebaiknya kita lakukan bila menemui kasus seperti ini lagi……?
    Saya rasa bu Lusi Cukup Bijak untuk menangani kasus ini.

    mmm Maaf Bu… Lagu nya Kog Ga pernah nyambung yachh… atau saya yg kurang bisa mencerna bahasa Ibu…
    hehhehehehe.

    sori neh udah kasi komen ga jelas.. maklum bukan penulis kayak bu Lusi. ehh Bu Lusi Penulis atau dokter yahcc..
    yang mana seh yg bener?????

    Habis tulisan nya bagus sehh.. Mantap deh.
    Buku,Cinta, Pesta………… Kisah anak sekolah

    X______2NamepleaSe_

  3. panggil ibu juga boleh…….memang lagunya ga sesuai hati pembaca namun hati penulis…….dari lagu2 tersebut penulis mengingat saat tulisan dibuat……
    ok mr x…….ma kasih ya…….

  4. Ini pengalaman pribadi menangani pasien ya si?

    Ceritanya begitu mendalam, emosi kita yang membaca tertarik masuk ke dalam cerita Lusi.

    Tulisan Lusi ini menggambarkan dengan jelas situasi sehari-hari anak muda di negeri ini.

    Cerita Minah ini sanagt situasional dan khas negeri ini. Cerita Lusi ini menggambarkan dengan jelas permasalahan remaja di negeri ini yang terjebak di tengah masyarakat yang masih menganut nilai-nilai konservatif dan derasnya informasi bebas sensor.

    Di satu sisi remaja berhadapan dengan masyarakat yang masih memandang rendah perempuan yang hamil di luar nikah, tapi di sisi lain di kalangan remaja sendiri, informasi tentang seks sebenarnya sudah sedemikian bebasnya. Sayangnya informasi tentang seks yang beredar ini pun kebanyakan bukan dalam pengertian positif dalam artian remaja jadi mengenal alat reproduksinya dan memahami segala permasalahannya. Sebaliknya, informasi yang beredar dengan bebas ini kebanyakan adalah informasi yang membuat banyak remaja ingin mencoba melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan aman atau tidaknya.

    Akhirnya banyak remaja yang tengah berada dalam masa puber yang tidak mampu menahan godaan untuk mencoba. Salah satunya ya Minah dalam cerita Lusi itu.

    Di negeri ini, yang masyarakatnya masih menjunjung tinggi dan memeluk erat nilai-nilai patriarkal. Ketika akhirnya terjadi kehamilan dalam hubungan seperti ini, yang menjadi korban sorotan dan tekanan masyarakat selalu PEREMPUAN. Sementara laki-laki selalu mendapat pemakluman.

    Tekanan yang tidak terlihat inilah yang membuat remaja cerdas seperti Minah hancur berkeping-keping ketika mendapati dirinya hamil. Itu terjadi karena dia merasa, saat itu seluruh dunia menyalahkannya.

    Di dunia ini tidak ada satu manusia pun yang bisa memaklumi kesalahannya, Minah merasa bahkan Tuhan pun membencinya.

    Kalau saja dalam menyikapi apa yang dilamai Minah masyarakat dan terutama orang tua bisa bersikap seperti orang tua di film ini http://www.youtube.com/watch?v=RkoRDFjBh44
    Tragedi yang dialami Minah tentu tidak perlu terjadi

  5. @win….Sebenarnya jika kehamilan tanpa pernikahan itu tidak sedemikian terhakimi, mungkin Minah tidak akan mengalami sakit yang teramat, dan tak harus kehilangan anaknya….
    Sayang….banyak orang yang merasa lebih bersih dan lebih suci…kasihan Minah jadi sendiri…….menahan derita sendiri………….
    Ma kasih ya Win…….

  6. Memang Si…makanya, di negeri ini masih harus banyak gerakan pemikiran untuk memperjuangkan perilaku dan sikap yang lebih adil terhadap PEREMPUAN.

    Yang terjadi di negeri ini seringkali yang paling kuat menghakimi PEREMPUAN malang seperti Minah ini justru bukan laki-laki melainkan kaum Perempuan sendiri.

  7. Minah oh minah……………

    Yang membacanya ikut-ikutan pucat pasi …………………………………….bu Lusi.

    Apa hendak dikata nasi tlah jadi bubur..walau pun bubur namun masih bisa dinikmati sebagai pengganti nasi..
    ( tetap ada hikmahnya Minah sebagai contoh untuk yg lain).
    Karena tipisnya iman, Minah lupa kepada Tuhan yg sebenarnya telah memberikan rambu2 dalam kehidupan..dia terpikat rayuan nekad..somad pemuda pengganguran yg bejad,

    Ada ayat yg mengatakan lebih kurang seperti ini:
    ” Kejarlah Akhirat maka engkau akan mendapatkan dunia,sedangkan kalau kau mengejar dunia..sesungguhnya kau adalah orang yang merugi karena tidak akan mendapatkan keduanya”

    Dari kasus Minah dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa:

    Minah Gadis desa yg Memiliki Iman yang tipis sehingga gampang termakan godaan Setan………..

    Minah Oh Minah….
    Minah Oh Minah….

    Semoga tidak ada minah-minah yg lain,

    Saran saya kepada pada para orang tua agar jangan sekali-kali lupa membekali anak-anak kita dengan pendidikan Agama.Serta mengajari mereka untuk bersikap terbuka sehingga apabila terjadi hal-hal seperti ini tidak ditutup-tutupi dan berani menceritakan hal yang sebenarnya kepada kedua orang tuanya sehingga dapat diambil jalan keluar yang terbaik walaupun terasa begitu menggigit…….

    Karya yang luar biasa….Minah oh Minah.

    • iya donk dek…sungguh sangat kasihan minah yang cantik harus mengakhiri hidupnya seperti cerita diatas..cerita ini memberikan motivasi kepada saya untuk benar-benar dan sedapat mungkin memperhatikan perkembangan anak-anak. semoga Tuhan menjauhkan hal2 seperti ini utk jgn lagi terjadi lagi… baik kepada siapa saja.

  8. Assalamu’alaikom……….Setelah saya cermati dari tulisan ibu,ternyata……..ada satu kesimpulan yang loen tuan ambil……..yaitu: salah siapa ini dosa siapa???????????? bisa dikatakan orang tua lah yang harus di salahkan…….jangan cuma sekedar mampu menguliah kan anak saja…tetapi mereka juga harus memberi bimbingan terhadap anak nya itu….paling kurang tiap minggu harus menjenguk anak nya itu…sehat kah dia atau bagaimana kuliah nya….ada ber ibadat kah anak nya itu ?????Ternyata Minah bukan lah Surti….Surti aja yang cuma mengenyam bangku SD mampu menolak ajakan Tedjo yang ber penampilan kota………

  9. @Zulfa…..iyalah….gak terjadi dikita,keluarga kita,tetangga kita,saudaranya tetangga kita, teman kita, saudaranya teman kita,teman keluarga kita, saudaranya teman keluarga kita….he..he..he
    @Ibrahim……waduh, bener juga…masih ada surti yg baik hati ya……bener juga tuh…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s