Ketika jengkol berbuah

DSC01168DSC01159DSC01180

Sudah lama sekali ingin menulis tentang monyet yang ada dihalaman samping rumah. Karena sebenarnya monyet-monyet ini menjadi pemandangan yang asyik dari teras atas rumah saya. Kebetulan di belakang rumah dan disamping rumah masih ada sedikit hutan yang menjadi tempat tinggal monyet-monyet yang tak banyak lagi ini..

Ada pohon jengkol liar dihutan samping rumah yang sebahagian dahannya masuk kehalaman belakang rumah. Nah..setiap pukul 10-12 siang,monyet-monyet akan bergelantungan di hutan belakang rumah,dan dipohon jengkol tersebut. Jadi mereka sangat dekat sekali. Mereka sama sekali tidak menggangu, apalagi jika kita tetap melakukan kegiatan, tanpa memperhatikan mereka secara khusus, monyet-monyet itu tidak akan pergi. Kadang induk monyet nampak sedang menggendong anaknya yang sangat kecil. Mereka juga bercengkerama dengan sesamanya.

Bila cuaca mendung, mereka semakin banyak dan berlompatan dari ranting ke ranting. Hutan disamping rumah seakan-akan digoyangkan oleh angin yang kencang. Mereka tidak lagi terganggu dengan ramainya lalulintas dijalan raya, lintas timur sumatera, karena hutan ini berbatas langsung dengan jalan raya.

Kadang saya berpikir sampai kapan mereka akan mampu bertahan, karena hutan disebelah rumah saya sebentar lagi akan dibangun ruko oleh yang empunya tanah. Habitat mereka akan hilang. Mungkin mereka akan mencari habitat baru, yang mungkin semakin sempit, atau mereka juga akan punah . Saya yakin sebentar lagi mereka hanya tinggal cerita. Saya jadi merasa sedih dan bahkan takut kehilangan. Bila dalam dua hari mereka tidak muncul, saya akan bertanya pada pengasuh anak saya, yang lebih sering dibelakang rumah, apakah dia melihat monyet hari ini? kalau dia bilang tidak, maka saya akan menunggu dengan harapan saya melihat salah satu dari monyet- monyet itu,  untuk meyakinkan saya mereka belum pergi jauh.

Dulu pada tahun 80-an, saya ingat di kampung halaman saya, kota Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, masih ada banyak sekali monyet dibelakang rumah nenek . Tapi sejak tahun 90-an mereka tak lagi bersisa satu ekorpun. Kini, rumah nenek saya ini  ,sudah termasuk kawasan  perkotaan. Sehingga  tak ada lagi hutan disana…

Mungkin monyet-monyet di tempat ini hanya akan bertahan untuk satu dua tahun lagi….mungkin cucu- cucu kita nanti melihat seekor monyet, sebagai hewan langkah yang aneh, layaknya  kita  melihat seekor dinosaurous saat ini…

PS : foto-foto yang di tampilkan gak terlalu baik, karena kamera saya gak punya lensa fokus. saya tidak bisa terlalu dekat dengan mereka…takut mengganggu…

Iklan

8 thoughts on “Ketika jengkol berbuah

  1. Cerita tentang jengkol, aku jadi nggak nafsu makan. Mungkin karena nggak biasa ya…..

    Tentang Lubuk Pakam kampung halaman dr.Uci ? selama ini saya kira dr. Uci orang padang. Aku keliru ya ?

  2. Ci, sering gak bikin randang jariang (bhs minang). Lamak bana tu d randang jariangnyo. Kalo ndak namuu, kirim ka perawang sae jariangnyo…… Di Pakam ya jelas gak ada lg la monyetnya ci,., kan dah ganti ama PSDS… bravo traktor kuning…

  3. crita monyet, jengkol dan orang tua seakan2 hampir sama dengan apa yg aku alami dan rasakan……..
    uci mungkin lebih ngerti dari aku, eh aku kira slama ini kamu orang aceh. kliru dech ?

  4. lusi , saya budi anak saya usia 14 bulan tapi seperti usia 1 bulan belum bsa apa apa, hanya bisa menangis, anehnya kata dokter ngk ada kainan apa apa, yg mau saya tanyakan kok anak saya gk bsa apa apa? jagankan berjalan tidur aja ngak bisa miring kak usi minta petujuk kak usi catatan kita masih ada pertalian keluarga sama2 dari pakam makasih kak usi

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s